Apa yang Harus Kita Lakukan Terhadap Barang-barang yang Terbuang?

Ketika orang berpikir tentang pengelolaan sampah padat, mereka mungkin mengasosiasikannya dengan sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah atau dibakar. Meskipun kegiatan-kegiatan tersebut merupakan bagian penting dari proses, berbagai elemen terlibat dalam penciptaan sistem pengelolaan limbah padat terpadu (ISWM) yang optimal. Misalnya, teknik pengolahan bertindak untuk mengurangi volume dan toksisitas limbah padat. Langkah-langkah ini dapat mengubahnya menjadi bentuk pembuangan yang lebih nyaman. Metode pengolahan dan pembuangan limbah dipilih dan digunakan berdasarkan bentuk, komposisi, dan jumlah bahan limbah.

Berikut adalah metode pengolahan dan pembuangan limbah utama:

23405746_1953349674932539_6655836021756150616_o-1-1024x683

Perawatan Termal

Pengolahan limbah termal mengacu pada proses yang menggunakan panas untuk mengolah bahan limbah. Berikut adalah beberapa teknik pengolahan limbah termal yang paling umum digunakan:

Insinerasi adalah salah satu pengolahan limbah yang paling umum. Pendekatan ini melibatkan pembakaran bahan limbah dengan adanya oksigen. Metode perlakuan panas ini umumnya digunakan sebagai sarana pemulihan energi untuk listrik atau pemanas. Pendekatan ini memiliki beberapa keuntungan. Hal ini dengan cepat mengurangi volume sampah, mengurangi biaya transportasi dan mengurangi emisi gas rumah kaca yang berbahaya.

Gasifikasi dan Pirolisis adalah dua metode serupa, keduanya menguraikan bahan sampah organik dengan memaparkan sampah pada oksigen dalam jumlah rendah dan suhu sangat tinggi. Pirolisis sama sekali tidak menggunakan oksigen, sedangkan gasifikasi memungkinkan jumlah oksigen yang sangat sedikit dalam prosesnya. Gasifikasi lebih menguntungkan karena memungkinkan proses pembakaran untuk memulihkan energi tanpa menyebabkan polusi udara.

Pembakaran Terbuka merupakan salah satu pengolahan limbah termal yang berbahaya bagi lingkungan. Insinerator yang digunakan dalam proses tersebut tidak memiliki alat pengendalian polusi. Mereka melepaskan zat seperti heksaklorobenzena, dioksin, karbon monoksida, materi partikulat, senyawa organik yang mudah menguap, senyawa aromatik polisiklik, dan abu. Sayangnya, metode ini masih dipraktikkan oleh banyak otoritas lokal di dunia internasional, karena metode ini menawarkan solusi yang murah terhadap limbah padat.

Tempat Pembuangan Sampah dan Tempat Pembuangan Akhir

Tempat pembuangan sampah sanitasi menyediakan solusi pembuangan limbah yang paling umum digunakan. Tempat pembuangan sampah ini diinginkan untuk menghilangkan atau mengurangi risiko bahaya lingkungan atau kesehatan masyarakat akibat pembuangan limbah. Lokasi-lokasi ini terletak di lokasi dimana fitur lahan berfungsi sebagai penyangga alami antara lingkungan dan TPA. Misalnya, area TPA dapat terdiri dari tanah liat yang cukup tahan terhadap limbah berbahaya atau ditandai dengan tidak adanya badan air permukaan atau permukaan air yang rendah sehingga mencegah risiko pencemaran air. Penggunaan tempat pembuangan sampah sanitasi mempunyai risiko kesehatan dan lingkungan yang paling kecil, namun biaya pembuatan tempat pembuangan sampah tersebut relatif lebih tinggi dibandingkan metode pembuangan limbah lainnya.

Tempat pembuangan sampah terkendali kurang lebih sama dengan tempat pembuangan sampah sanitasi. Tempat pembuangan sampah ini memenuhi sebagian besar persyaratan untuk menjadi tempat pembuangan sampah sanitasi, namun mungkin tidak memiliki satu atau dua persyaratan. Tempat pembuangan sampah tersebut mungkin mempunyai kapasitas yang terencana dengan baik tetapi tidak ada perencanaan sel. Mungkin tidak ada pengelolaan gas sebagian, pencatatan dasar, atau perlindungan rutin.

Tempat pembuangan sampah bioreaktor adalah hasil penelitian teknologi terkini. Tempat pembuangan sampah ini menggunakan proses mikrobiologi yang unggul untuk mempercepat penguraian sampah. Fitur pengontrolnya adalah penambahan cairan secara terus menerus untuk mempertahankan kelembapan optimal untuk pencernaan mikroba. Cairan tersebut ditambahkan dengan mensirkulasikan kembali lindi TPA. Jika jumlah air lindi tidak mencukupi, digunakan limbah cair seperti lumpur limbah.

Bioremediasi

Bioremediasi menggunakan mikroorganisme untuk memecah dan menghilangkan polutan dari tanah atau air yang terkontaminasi. Ini sering digunakan untuk mengolah tumpahan minyak, air limbah industri, dan bentuk polusi lainnya. Umum untuk lokasi yang terkontaminasi dan jenis limbah berbahaya tertentu.

Pengomposan adalah metode pembuangan atau pengolahan limbah yang paling sering digunakan, yaitu penguraian bahan limbah organik secara aerobik yang dikendalikan oleh aksi invertebrata kecil dan mikroorganisme. Teknik pengomposan yang paling umum meliputi pengomposan tumpukan statis, pengomposan hama, pengomposan windrow, dan pengomposan dalam wadah.

Pencernaan Anaerobik juga menggunakan proses biologis untuk menguraikan bahan organik. Pencernaan Anaerobik, bagaimanapun, menggunakan lingkungan bebas oksigen dan bakteri untuk menguraikan bahan limbah dimana pengomposan harus memiliki udara untuk memungkinkan pertumbuhan mikroba.

Penting untuk mempertimbangkan karakteristik spesifik limbah, peraturan lingkungan, dan kondisi setempat ketika memilih metode pengolahan dan pembuangan limbah yang tepat. Sistem pengelolaan sampah terpadu yang menggabungkan berbagai metode sering kali digunakan untuk mengatasi beragam aliran sampah secara efektif. Selain itu, kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya pengurangan dan daur ulang sampah memainkan peran penting dalam pengelolaan sampah berkelanjutan.


Waktu posting: 20 Des-2023